Ajaibnya Menulis Saat Marah
Banyak
penulis yang mengatakan bahwa menulis bisa jadi semacam obat penenang saat
sedang marah. Caranya adalah dengan melampiaskan apa yang ingin diungkapkan
secara verbal menjadi sebuah tulisan. Ungkapkan saja, sebebas-bebasnya. Keluarkan
semua emosi negatif itu.
Afifah Afra
pernah mengatakan dalam bukunya How To Be
A Smart Writer, bahwa beliau pernah merasa sangat marah dengan seseorang,
hingga andai beliau menggenggam gelas, maka hancurlah gelas itu. Tetapi
menarik, yang beliau lakukan bukan mendatangi orang yang telah membuatnya marah
dan melampiaskannya melalui verbal, melainkan mengambil kertas dan pena, lalu
mulai menulis.
Tulisan itu
mengalir dengan sangat cepat. Mungkin juga banyak kalimat negatif di dalamnya.
Tetapi semua itu hanya untuk dibaca sendiri. Dibaca ulang saat suasana hati
mulai plong, amarah mulai reda. Apa yang terjadi? Akan ada saat senyum-senyum
sendiri membaca tulisan itu. Mungkin muncul pertanyaan, kok saya bisa menulis
seperti ini? Kok saya kekanak-kanakan begini?
Selanjutnya
tinggal merobek kertas berisi tulisan itu lalu membuangnya ke tempat sampah.
Tapi
bagaimana jika medianya diganti dengan komputer? Ini yang sedang saya lakukan.
Hasilnya jelas berbeda. Media kertas lebih efektif. Tetapi menulis di laptop
atau komputer masih lebih baik daripada tidak menulis sama sekali.
Seharusnya
saya menulis tentang apa yang membuat saya marah. Tetapi malah saya menulis
tentang bagaimana “menulis saat marah”. Hal ini tidak akan membuat amarah
menjadi reda. Karena emosi negative tidak keluar. Nikmatnya menulis juga tak
bisa dirasakan seperti sebelumnya, karena tertutupi amarah itu.
Ini
eksperimen saya. Jika Anda benar-benar tidak ingin menulis kalimat-kalimat
negatif dan melampiaskan emosi Anda dalam sebuah tulisan, tidak masalah. Ikuti
yang saya lakukan. Selesaikan masalahnya. Jika tak bisa, lakukan relaksasi
dengan menghirup napas dalam-dalam lalu hembuskan perlahan. Anggap masalah
selesai. Lalu lanjutkanlah menulis. Menulis apapun yang Anda sukai. Bisa jadi,
menulis tentang mengapa Anda tidak mau menuliskan apa yang menyebabkan Anda
marah.[rafif]
sumber gambar: nexmo.com
0 Response to "Ajaibnya Menulis Saat Marah"
Posting Komentar