Apa Doa Terbaikmu?
Seringkali,
doa yang kita panjatkan terlalu duniawi. Kita meminta agar mendapatkan jodoh
terbaik, kita meminta agar dimudahkan memperoleh rezeki, kita meminta agar
dikabulkan hajat-hajat hidup yang berkenaan dengan materi. Kita lupa memohon,
agar Allah, Dzat yang membolak-balikkan hati menetapkan hati kita dalam
keimanan, sampai ajal datang. Kita lupa memohon, agar Dia memelihara kita,
menjauhkan kita dari segala bentuk kemaksiatan. Kita lupa memohon, agar Allah
memudahkan kita berjalan dalam ketaatan.
Sebab, tak
ada yang paling kita inginkan melebihi pertemuan dengan-Nya di surga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai. Dan untuk meraihnya, kita harus memiliki satu
kunci bernama: khusnul khatimah. Dan untuk mendapatkan khusnul khatimah, hati
kita harus kokoh dalam keimanan hingga napas terakhir. Dan untuk istiqamah
dalam keimanan, butuh perjuangan. Godaan dan tantangan begitu besar. Maka kita
berdoa, mudah-mudahan Allah melapangkan jalan bagi kita untuk menjadi hamba
yang diridhai-Nya.
Bukan
berarti, kita tak memerlukan kebahagiaan dunia. Tetapi, kita harus khawatir,
bahwa dunia yang kita peroleh justru menjadi belenggu bagi kita untuk taat
pada-Nya. Dunia yang begitu memikat justru menjadi jerat yang menjauhkan kita
dari impian sesungguhnya. Menjauhkan kita wewangi surga. Seperti kisah
Tsalabah, yang ketika dunia berada dalam genggamannya. Kekayaan yang melimpah
ruah. Lambat laun, dunia itu menjalar dan menguasai hatinya. Ia lupa pada Dzat
yang memberikannya rezeki.
Maka
alangkah indah, jika kita menyeimbangkan setiap pinta kita akan dunia dengan
doa agar Allah tak menjadikan kita tak terjerat dengan tipu dayanya. Kita
berdoa, agar justru dunia yang Allah berikan kepada kita menjadi sarana untuk
melipatgandakan pahala. Menginfakkan di jalan-Nya.
Sebab
Dialah yang tahu tentang hidup kita. Sejak azali hingga nanti, ketika kematian
datang. Jika dengan terkabulnya pinta kita akan dunia, justru akan menyebabkan
hati berpaling dari-Nya, maka kita berharap Allah mengokohkan hati kita. Jika dengan
pinta kita akan dunia, justru menjadikan kita semakin zuhud, laksana Abu Bakar
Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Abdurrahman bin Auf, maka kita berdoa
mudah-mudahan Allah membukakan pintu itu untuk kita.
Dalam doa,
kita memohon untuk segala hal yang mendekatkan kita pada surga. Namun jangan
lupakan pula, untuk mendoakan keluarga kita, mendoakan sahabat-sahabat kita,
guru-guru kita, teman kita, agar mereka bersama-sama kita masuk surga. Doakan
apa yang menjadi hajat mereka terkabulkan dan menjadi jalan ketaatan. Tak akan
pernah kita dirugikan dengan mendoakan mereka. Setiap kebaikan yang kita pinta
untuk mereka, juga akan kembali pada diri kita. Jika kita mendoakan mereka
mendapatkan rezeki yang barakah, maka insya Allah, Allah pun akan memberikannya
pada kita.
Terakhir,
jangan lupa, doakan pula agar kemenangan segera diraih oleh umat Islam dalam
perjuangannya yang panjang. Semoga kita disatukan seperti dulu Allah menyatukan
kita di bawah panji-panji Islam.[rafif]
sumber gambar: kosultasisyariah.com
0 Response to "Apa Doa Terbaikmu?"
Posting Komentar