Mencambuk Berulang-ulang
Seorang ibu
menyindir anaknya berkali kali, “Lihat Ari, dia bisa meraih juara kelas, karena
belajar dengan tekun. Kalau tidak belajar, selamanya akan tetap bodoh.”
Di lain
kesempatan, sang ibu sedikit mengancam, “Jika sampai tidak naik kelas, ibu akan
malu dan kita akan pindah saja ke kolong jembatan.”
Kira-kira,
bagaimana psikologis anak tersebut jika setiap hari dihujani kalimat-kalimat
cambukan seperti itu? Tambah semangat belajar, menyumpal telinga saat ibunya
“mencambuk” lagi, atau justru tidak belajar sama sekali?
Itu hanya
ilustrasi. Sebagian orang memang butuh “cambukan” agar bergerak dan
berprestasi. Namun sebagian lagi justru semakin down jika dicambuk
terus-menerus. Oleh karenanya, perlu kalimat-kalimat segar memotivasi.
Demikianlah Alquran mengajarkan dan mendidik kita.
Terkadang
Allah menegur, memberikan ancaman api neraka yang menyala-nyala. Tapi jangan
lupa, bahwa dalam banyak ayat, Allah juga memotivasi kita dengan surga,
membesarkan hati kita agar berlomba-lomba memburu pahala.
Porsinya
bahkan lebih banyak dua kali lipat. Hanya ada 117 kata “hukuman” dalam Alquran.
Sementara kata “ampunan” terulang sebanyak 234 kali. Artinya, motivasi dan
kalimat-kalimat yang membesarkan hati harusnya lebih banyak daripada kalimat-kalimat
cambukan dan ancaman.
“Sesungguhnya
kamu punya potensi besar untuk mengalahkan Ari dan menjadi juara kelas. Ibu
akan sangat senang jika kamu bisa menunjukkan itu.” demikian kurang lebih
kalimat yang harus lebih sering diperdengarkan.
Seorang ibu,
seorang ayah, seorang pemimpin dalam berbagai level dan bentuknya, harus
memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kalimat-kalimat motivasi lebih sering
dibandingkan kalimat-kalimat cambukan. Lihatlah syair-syair yang bersenandung
di medan perang, semua menggelorakan semangat perjuangan. Orasi-orasi yang
membakar semua lahir dari pemimpin-peminpin yang disegani dan dicintai
rakyatnya.
Berikanlah
kabar gembira, seperti Rasulullah SAW memberikan kabar gembira tentang
kemenangan Islam pada perang Khandaq. Berikanlah kabar gembira setelah
cambukan, sebagaimana Rasulullah SAW menghibur Khabbab bin al-Arats yang
tubuhnya meleleh dipanggang bara api. “Sungguh Allah akan menyempurnakan agama
ini, hingga setiap pengembara yang bepergian dari Shan’a ke Hadramaut tidak
merasa takut kecuali kepada Allah SWT.” [rafif]
sumber gambar: dream.co.id
0 Response to "Mencambuk Berulang-ulang "
Posting Komentar