Rashomon, Kepiawaian Akutagawa Meracik Cerita
Kepiawaian Akutagawa dalam meracik cerita memang tak perlu dipertanyakan lagi. Yang dipertanyakan oleh beberapa penikmat sastra justru adalah mengapa ia tak meraih nobel sastra, sebagaimana Yasunari Kawabata. Meski menurut saya, Kawabata memang lebih unggul, tapi cerita-cerita Akutagawa memiliki kekhasan tersendiri yang tidak dimiliki oleh sebagaian besar penulis Jepang lainnya. Rashomon ini salah satu buktinya.
Cerpen pertama, Rashomon, mengisahkan seorang Genin yang hendak mencuri sesuatu di atas gerbang Rashomon supaya tidak mati kelaparan. Di sana ia menemukan banyak mayat, dan seorang wanita tua yang sedang mencabuti rambut mayat-mayat itu. Melihat itu, Genin merah besar. Ia menghardik si wanita tua dan bertanya mengapa ia berbuat demikian. Si nenek berkata bahwa mayat yang ia cabut rambutnya adalah mayat seorang yang menjual daging ular kering tapi dikatakan sebagai ikan kering. Lagipula, kata si nenek, ia melakukan itu karena terpaksa. Karena kalau tidak, ia akan mati kelaparan. Genin seperti menemukan dirinya dalma diri nenek itu. Tapi endingnya, Genin justru mengambil paksa baju yang dikenakan si nenek dan pergi dengan cepat meninggalkannya yang telanjang kedinginan.
Di Dalam Belukar. Cerpen ini menarik. Sebuah cerita tentang penemuan mayat yang dihadapkan pada kesaksian banyak orang di muka penyidik. Jadi cerpen ini memuat kesaksian mereka; penebang kayu, pendeta pengembara, homen2, perempuan tua, Tajomaru, bahkan roh si mayat yang bercerita tentang kejadian sebenarnya kepada seorang biksu. Sebagaimana kesaksian pada umumnya, kisah-kisah mereka tidak sama. Karena mereka pun melihat dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa diantaranya bahkan bertolak belakang dari pernyataan yang lain. Pembaca lah yang dituntut untuk cerdas mencerna siapa pelaku sebenarnya dan bagaimana kronologis yang benar. Siapakah yang dapat dipercaya dan mengapa?
Lima cerpen lainnya, saya hanya memilih satu saja untuk diulas. Benang Laba-Laba. Cerpen yang sebenarnya beberapa kali sudah pernah saya baca, entah dalam buku atau majalah apa. Tersebutlah seorang pemuda bernama Kandata, pemuda penuh dosa yang pernah melakukan kebaikan sekali. Ia menyelamatkan seeokor laba-laba kecil dari dorongan nafsunya sendiri untuk membunuhnya. Sang Budha melihat Kandata di neraka, dan merasa iba. Ia berniat menyelamatkannya. Sang Budha menjulurkan benang laba-laba surga ke dasar neraka. Kandata yang melihat itu segera memanjat dengan cepat. Tapi karena jarak yang sangat jauh untuk mencapai permukaan, Kandata kelelahan, ia berhenti. Sementara itu, para penduduk neraka lainnya berlomba-lomba juga memanjat benang laba-laba. Begitu menyadari, Kandata langsung berteriak marah dan memerintahkan mereka turun. Karena egoismenya itu, benang laba-laba putus dan Kandata kembali terjun ke dalam dasar neraka.
Book Review #52. Review Rashomon. KPG, C1,2008. 167 halaman. Karya Akutagawa Ryunosuke.
Cerpen pertama, Rashomon, mengisahkan seorang Genin yang hendak mencuri sesuatu di atas gerbang Rashomon supaya tidak mati kelaparan. Di sana ia menemukan banyak mayat, dan seorang wanita tua yang sedang mencabuti rambut mayat-mayat itu. Melihat itu, Genin merah besar. Ia menghardik si wanita tua dan bertanya mengapa ia berbuat demikian. Si nenek berkata bahwa mayat yang ia cabut rambutnya adalah mayat seorang yang menjual daging ular kering tapi dikatakan sebagai ikan kering. Lagipula, kata si nenek, ia melakukan itu karena terpaksa. Karena kalau tidak, ia akan mati kelaparan. Genin seperti menemukan dirinya dalma diri nenek itu. Tapi endingnya, Genin justru mengambil paksa baju yang dikenakan si nenek dan pergi dengan cepat meninggalkannya yang telanjang kedinginan.
Di Dalam Belukar. Cerpen ini menarik. Sebuah cerita tentang penemuan mayat yang dihadapkan pada kesaksian banyak orang di muka penyidik. Jadi cerpen ini memuat kesaksian mereka; penebang kayu, pendeta pengembara, homen2, perempuan tua, Tajomaru, bahkan roh si mayat yang bercerita tentang kejadian sebenarnya kepada seorang biksu. Sebagaimana kesaksian pada umumnya, kisah-kisah mereka tidak sama. Karena mereka pun melihat dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa diantaranya bahkan bertolak belakang dari pernyataan yang lain. Pembaca lah yang dituntut untuk cerdas mencerna siapa pelaku sebenarnya dan bagaimana kronologis yang benar. Siapakah yang dapat dipercaya dan mengapa?
Lima cerpen lainnya, saya hanya memilih satu saja untuk diulas. Benang Laba-Laba. Cerpen yang sebenarnya beberapa kali sudah pernah saya baca, entah dalam buku atau majalah apa. Tersebutlah seorang pemuda bernama Kandata, pemuda penuh dosa yang pernah melakukan kebaikan sekali. Ia menyelamatkan seeokor laba-laba kecil dari dorongan nafsunya sendiri untuk membunuhnya. Sang Budha melihat Kandata di neraka, dan merasa iba. Ia berniat menyelamatkannya. Sang Budha menjulurkan benang laba-laba surga ke dasar neraka. Kandata yang melihat itu segera memanjat dengan cepat. Tapi karena jarak yang sangat jauh untuk mencapai permukaan, Kandata kelelahan, ia berhenti. Sementara itu, para penduduk neraka lainnya berlomba-lomba juga memanjat benang laba-laba. Begitu menyadari, Kandata langsung berteriak marah dan memerintahkan mereka turun. Karena egoismenya itu, benang laba-laba putus dan Kandata kembali terjun ke dalam dasar neraka.
Book Review #52. Review Rashomon. KPG, C1,2008. 167 halaman. Karya Akutagawa Ryunosuke.
0 Response to "Rashomon, Kepiawaian Akutagawa Meracik Cerita"
Posting Komentar