Menghargai Karya Sendiri
"Kalau kamu mau jadi pengarang yang berarti, lemparkan rasa rendah dirimu dulu." (A.A.Navis pada Motinggo Busye)
Saya pernah memuji cerpen seseorang karena cerpennya memang bagus. Tetapi ia malah mengatakan, "Ah jangan menghina." saya yakinkan sekali lagi dengan berbagai argumen dan alasan mengapa saya mengatakan cerpennya bagus. Saya selalu jujur dalam menilai karya jika jelek saya katakan jelek, jika bagus saya katakan bagus. Tetapi ia tetap tak percaya. "Tulisan saya jelek banget...," katanya. Dan ia terus mengatakan hal itu. Pada lain kesempatan ketika saya memujinya atas karya miliknya yang lain, ia masih saja merendahkan dirinya dengan mengatakan tulisannya jelek dan tak layak dipublikasikan.
Saya kira tidak hanya satu orang itu saja yang punya penilaian buruk terhadap karyanya sendiri, walau sebagus apapun karyanya menurut orang lain. Alih-alih berpikir menjadi penulis hebat, menghargai karyanya sendiri saja ia tak dapat. Maka ia tak akan bisa berkembang. Ia sulit untuk diajak produktif karena merasa karyanya tak berarti. Ia sulit untuk menjadikan tulisannya dibaca banyak orang sehingga ia bisa menebar manfaat dengannya, jika kepercayaan dirinya terhadap hasil karyanya sendiri tak terus ditumbuhkan.
Jadi percaya diri itu juga adalah modal menjadi seorang penulis. Buang jauh-jauh pikiran-pikiran bahwa tulisan-tulisanmu tak akan pernah bisa sebagus penulis favoritmu. Buang prasangka bahwa yang kamu tulis hari ini adalah sampah dan karenanya ia harus dibuang jauh-jauh dengan tombol Shift+Delete. Bersabarlah, menulis adalah proses. Kualitas tulisanmu kelak ditentukan seberapa gigih kau berproses hari ini, seberapa banyak kau berlatih, seberapa besar pula kau membangun kepercayaan dirimu.[rafif]
Saya pernah memuji cerpen seseorang karena cerpennya memang bagus. Tetapi ia malah mengatakan, "Ah jangan menghina." saya yakinkan sekali lagi dengan berbagai argumen dan alasan mengapa saya mengatakan cerpennya bagus. Saya selalu jujur dalam menilai karya jika jelek saya katakan jelek, jika bagus saya katakan bagus. Tetapi ia tetap tak percaya. "Tulisan saya jelek banget...," katanya. Dan ia terus mengatakan hal itu. Pada lain kesempatan ketika saya memujinya atas karya miliknya yang lain, ia masih saja merendahkan dirinya dengan mengatakan tulisannya jelek dan tak layak dipublikasikan.
Saya kira tidak hanya satu orang itu saja yang punya penilaian buruk terhadap karyanya sendiri, walau sebagus apapun karyanya menurut orang lain. Alih-alih berpikir menjadi penulis hebat, menghargai karyanya sendiri saja ia tak dapat. Maka ia tak akan bisa berkembang. Ia sulit untuk diajak produktif karena merasa karyanya tak berarti. Ia sulit untuk menjadikan tulisannya dibaca banyak orang sehingga ia bisa menebar manfaat dengannya, jika kepercayaan dirinya terhadap hasil karyanya sendiri tak terus ditumbuhkan.
Jadi percaya diri itu juga adalah modal menjadi seorang penulis. Buang jauh-jauh pikiran-pikiran bahwa tulisan-tulisanmu tak akan pernah bisa sebagus penulis favoritmu. Buang prasangka bahwa yang kamu tulis hari ini adalah sampah dan karenanya ia harus dibuang jauh-jauh dengan tombol Shift+Delete. Bersabarlah, menulis adalah proses. Kualitas tulisanmu kelak ditentukan seberapa gigih kau berproses hari ini, seberapa banyak kau berlatih, seberapa besar pula kau membangun kepercayaan dirimu.[rafif]
0 Response to "Menghargai Karya Sendiri"
Posting Komentar