Menggagas Klub Buku
Saya pernah
menggagas sebuah klub atau komunitas buku. Klub itu saya berinama “Bangku”.
Singkatan dari “Belajar Nguyah Buku”. Pertemuan perdana cukup ramai. Banyak
penikmat buku, penerbit, hingga penulis yang hadir.
Tetapi
pertemuan kedua, dan berikutnya, sepi.
Melihat
kondisi itu, ditambah dengan kesibukan saya yang seabreg, akhirnya saya
putuskan Bangku hibernasi untuk sementara waktu. Sampai saya menemukan orang
yang tepat yang bisa membersamai saya mengelolanya.
Jujur,
kalau soal ide sudah bertumpuk-tumpuk dalam kepala. Saya ingin klub buku Bangku
nanti bisa menjadi wadah bagi para penikmat buku untuk bercengkrama, berbincang
tentang buku, menulis buku, dan segala aktivitas lainnya yang berkaitan dengan
buku.
Bisa juga
nonton film yang diangkat dari buku. Membedah buku tertentu, mengadakan
seminar-seminar untuk kampanye membaca, atau bagi-bagi gratis sebagai salah
satu bentuk amal Bangku.
Tujuannya
tak lain agar semakin banyak orang yang tertarik untuk membaca dan menjadikan
buku sebagai karibnya. Jadi kemana-mana yang dibawa adalah buku. Yang dibuka
pertama saat menunggu adalah buku, bukan gawai. Yang dicari pertama kali
sebagai hiburan saat suntuk melanda adalah buku. Pendeknya, buku menjadi
sesuatu yang tak lagi asing. Sangat lekat dengan keseharian.
Saya
optimis dari klub-klub buku seperti inilah, industri penerbitan akan kembali
menggeliat. Para penulis akan semakin bersemangat. Toko buku-toko buku akan
terus berkembang.
Tak lupa,
hal lain yang ingin saya kampanyekan adalah tentang pentingnya buku cetak.
Seperti yang ditulis Nicholas Carr dalam bukunya yang fenomenal “The Shallows”.
Saya akan mengajak masyarakat untuk tetap membaca buku cetak tanpa harus
meninggalkan internet dan artikel-artikel di google.
Bersama
klub buku, bisa juga mengadakan acara dongeng untuk anak-anak. Perpustakaan
keliling, lelang buku, donor buku, dan masih banyak ide-ide lainnya.
Barangkali
ada dari pembaca tulisan saya ini yang tertarik untuk melanjutkan impian saya
mengembangkan komunitas Bangku, saya akan sangat senang sekali. Kita bisa
diskusi banyak hal dan mewujudkan klub ini menjadi salah satu corong budaya
baca di Sidoarjo. Syukur-syukur bisa me-nasional. [rafif]
0 Response to "Menggagas Klub Buku"
Posting Komentar