Makrifat Daun-Daun Makrifat

Kuntowijoyo cenderung beraliran realis, karena ia pun seorang sejarahwan yang hidup di atas realita, fakta, dan bukti-bukti imiah. Jadi wajar jika absurditas yang hendak dibentuknya, menurut saya, terkadang jauh dari sempurna. Seperti di halaman 31 dari buku ini: Aku mengundang makna/untuk melebur darahku jadi putih/sehingga mataku tidak lepas dari keabadian.
Di beberapa puisi, Kuntowijoyo kurang memperhatikan rima, namun di puisi yang lain, terasa ada irama yang dipaksakan. Namun demikian, hampir semua makna dapat ditangkap dengan jelas dan mudah. Apalagi jika, puisi yang ia suguhkan, misalnya seperti di halaman 62: Suatu hari kutemukan/burung di sangkar termenung membungkam/aku bertanya dan dengan sedih dia mengatakan/mereka yang melupakan tuhan/tak berhak mendengar burung bernyanyi.
Rafif, 16 Februari 2015. 9.49 wib
Review Makrifat Daun-Daun Makrifat. Gema Insani Press,1995. 63 halaman. Karya Kuntowijoyo

0 Response to "Makrifat Daun-Daun Makrifat"
Posting Komentar