5 Tips Jitu Menghadapi Penolakan Naskah
Beberapa penulis pemula mengaku tidak mengirimkan naskah karena belum siap dengan penolakan. Padahal, dalam dunia kepenulisan, naskah ditolak oleh penerbit atau media massa adalah hal yang biasa. Penulis sekaliber J.K Rowling pun, ketika menyodorkan Harry Potter tidak langsung naskahnya diterima begitu saja. Ia mengalami 14 kali penolakan. Baru di penerbit ke-15, Harry Potter menemukan jodohnya. Begitu juga dengan Stephen King, yang novel pertamanya, Carrie, ditolak oleh 30 penerbit, sebelum akhirnya mendapatkan kabar gembira novelnya akan diterbitkan dengan nilai kontrak yang fantastis.
Jadi, tak perlu galau dengan penolakan. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan ketika naskahmu ditolak, yang bisa memicu terus semangatmu untuk menulis, daripada hanya sekadar tak henti-henti berputus asa. Berikut saya uraikan beberapa diantaranya:
1. Jika mendapat surat penolakan, perhatikan baik-baik saran dari editor
Stephen King, mengirim naskah secara berkala ke Alfred Hitchcock's Mystery Magazine selama 8 tahun. Pada tahun ke-8, ia mendapat surat penolakan untuk naskahnya "Happy Stamps" yang berbunyi: Jangan menjepret naskah. Halaman-halaman lepas klip kertas adalah cara yang benar untuk menyerahkan naskah. King mengaku mendapatkan nasehat yang sangat berguna. Sejak saat itu, ia tidak menjepret naskah.
2. Menyimpan surat penolakan naskah, paling tidak sebagai kenangan saat kamu sudah berhasil
Masih tentang Stephen King. Ia membuat paku di dinding dan menempelkan setiap slip penolakan yang ia terima. Semakin lama semakin banyak. Surat penolakan, sebagai cambuk agar kamu semakin tertantang untuk menaklukkan penerbit atau media massa. Selain itu, kelak, juga sebagai pengingat bahwa kau pernah gagal. Biasanya, jika sudah mengirim naskah berkali-kali ke penerbit yang sama, editor akan memberikan surat penolakan dengan redaksi yang berbeda-beda. Awalnya mungkin berupa saran atau nasehat, berikutnya akan memberikan sedikit harapan, seperti: Naskah kamu bagus, tapi untuk saat ini belum sesuai dengan yang kami butuhkan. Berusahalah lagi. Terus Menulis.
3. Menulis lagi. Menulis terus. Kirim lagi. Kirim terus
Menjadi seorang penulis adalah sebuah perjuangan. Tidak ada penulis besar yang sukses secara tiba-tiba. Mereka juga pasti pernah mengalami penolakan naskah. Tapi mereka tak pernah menyerah. Mereka menganggap penolakan adalah hal biasa. Mereka menulis lagi sebanyak mungkin karya, kemudian mengirim lagi karya-karya itu. Dan jika ada yang dimuat, itu akan menjadi motivasi yang luar biasa, mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa pula.
4. Menyimpan naskah yang ditolak, merevisi, mengirimkannya lagi ke penerbit berbeda
Bukan berarti naskahmu yang ditolak itu tidak bagus, sehingga jangan terburu-buru dulu untuk men-delete atau membuangnya ke tempat sampah. Saya sendiri pernah mengalaminya. Naskah yang berkali-kali ditolak oleh beberapa koran, ternyata dimuat dan berjodoh dengan koran lain. Padahal naskah tersebut sudah berusia cukup lama. Coba dibaca lagi naskahmu itu, mungkin juga perlu ada yang direvisi, diperbaiki, lalu cobalah kirim lagi ke media yang lain.
5. Terbitkan sendiri (self publishing) atau lewat penerbit indie
Beberapa penulis top juga menerbitkan karya mereka sendiri. Sebutlah Dewi Lestari, Stephen King, Asma Nadia, dan sederet nama lainnya. Karena hal terpenting setelah kamu menulis, adalah bagaimana agar karyamu bisa dibaca banyak orang. Jika kamu mempunyai idealisme dan tidak ada satu pun penerbit yang sesuai dengan idealisme itu, maka penerbit indie menjadi alternatif untuk menerbitkan karyamu. Sebagian penulis kadang langsung menerbitkan karyanya secara indie, dijual sendiri, dan ternyata juga bisa sukses. Bahkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih banyak daripada royalti yang biasa didapatkan dari penerbit.
So, jangan pernah menganggap ketika naskah ditolak berarti hari-harimu akan gelap. Tapi bisa jadi, itu adalah awal dari masa depanmu yang cerah. (@RafifAmir)
Jadi, tak perlu galau dengan penolakan. Ada banyak hal yang bisa kamu lakukan ketika naskahmu ditolak, yang bisa memicu terus semangatmu untuk menulis, daripada hanya sekadar tak henti-henti berputus asa. Berikut saya uraikan beberapa diantaranya:
1. Jika mendapat surat penolakan, perhatikan baik-baik saran dari editor
Stephen King, mengirim naskah secara berkala ke Alfred Hitchcock's Mystery Magazine selama 8 tahun. Pada tahun ke-8, ia mendapat surat penolakan untuk naskahnya "Happy Stamps" yang berbunyi: Jangan menjepret naskah. Halaman-halaman lepas klip kertas adalah cara yang benar untuk menyerahkan naskah. King mengaku mendapatkan nasehat yang sangat berguna. Sejak saat itu, ia tidak menjepret naskah.
2. Menyimpan surat penolakan naskah, paling tidak sebagai kenangan saat kamu sudah berhasil
Masih tentang Stephen King. Ia membuat paku di dinding dan menempelkan setiap slip penolakan yang ia terima. Semakin lama semakin banyak. Surat penolakan, sebagai cambuk agar kamu semakin tertantang untuk menaklukkan penerbit atau media massa. Selain itu, kelak, juga sebagai pengingat bahwa kau pernah gagal. Biasanya, jika sudah mengirim naskah berkali-kali ke penerbit yang sama, editor akan memberikan surat penolakan dengan redaksi yang berbeda-beda. Awalnya mungkin berupa saran atau nasehat, berikutnya akan memberikan sedikit harapan, seperti: Naskah kamu bagus, tapi untuk saat ini belum sesuai dengan yang kami butuhkan. Berusahalah lagi. Terus Menulis.
3. Menulis lagi. Menulis terus. Kirim lagi. Kirim terus
Menjadi seorang penulis adalah sebuah perjuangan. Tidak ada penulis besar yang sukses secara tiba-tiba. Mereka juga pasti pernah mengalami penolakan naskah. Tapi mereka tak pernah menyerah. Mereka menganggap penolakan adalah hal biasa. Mereka menulis lagi sebanyak mungkin karya, kemudian mengirim lagi karya-karya itu. Dan jika ada yang dimuat, itu akan menjadi motivasi yang luar biasa, mendatangkan kebahagiaan yang luar biasa pula.
4. Menyimpan naskah yang ditolak, merevisi, mengirimkannya lagi ke penerbit berbeda
Bukan berarti naskahmu yang ditolak itu tidak bagus, sehingga jangan terburu-buru dulu untuk men-delete atau membuangnya ke tempat sampah. Saya sendiri pernah mengalaminya. Naskah yang berkali-kali ditolak oleh beberapa koran, ternyata dimuat dan berjodoh dengan koran lain. Padahal naskah tersebut sudah berusia cukup lama. Coba dibaca lagi naskahmu itu, mungkin juga perlu ada yang direvisi, diperbaiki, lalu cobalah kirim lagi ke media yang lain.
5. Terbitkan sendiri (self publishing) atau lewat penerbit indie
Beberapa penulis top juga menerbitkan karya mereka sendiri. Sebutlah Dewi Lestari, Stephen King, Asma Nadia, dan sederet nama lainnya. Karena hal terpenting setelah kamu menulis, adalah bagaimana agar karyamu bisa dibaca banyak orang. Jika kamu mempunyai idealisme dan tidak ada satu pun penerbit yang sesuai dengan idealisme itu, maka penerbit indie menjadi alternatif untuk menerbitkan karyamu. Sebagian penulis kadang langsung menerbitkan karyanya secara indie, dijual sendiri, dan ternyata juga bisa sukses. Bahkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih banyak daripada royalti yang biasa didapatkan dari penerbit.
So, jangan pernah menganggap ketika naskah ditolak berarti hari-harimu akan gelap. Tapi bisa jadi, itu adalah awal dari masa depanmu yang cerah. (@RafifAmir)
0 Response to "5 Tips Jitu Menghadapi Penolakan Naskah"
Posting Komentar